Id, Ego, dan Superego dalam Kacamata Sigmund Freud

Syamsul Arifin
 

-

Kepribadian manusia menurut Sigmund Freud sangat kompleks. Kepribadian tersebut terbentuk oleh lebih dari satu komponen. Freud dalam teori psikoanalitiknya yang paling terkenal menyatakan bahwa kepribadian yang membentuk manusia itu terdiri dari tiga elemen penting, yaitu; id, ego, dan superego. Ketiga elemen tersebut bekerjasama sehingga membentuk suatu kepribadian manusia. Ketiganya masing-masing memiliki peran yang berbeda-beda. Setiap elemen berangsur-angsur memberikan kontribusi yang sangat unik pada kepribadian, dan semua elemen tersebut memberikan pengaruh kuat pada individu, dan elemen-elemen tersebut muncul pada titik yang berbeda-beda dalam kehidupan. 

Bagi Freud, Id (identity) merupakan sumber dari semua energi psikis, sehingga ia dijadikan sebagai komponen utama dalam kepribadian. Id merupakan komponen yang sudah ada sejak lahir. Aspek yang ditonjolkan oleh Id sepenuhnya tidak disadari dan bersifat naluriah juga primitif. Prinsip kesenangan mendorong Id untuk segera memenuhi kepuasan agar tidak terjadi kecemasan atau pun ketegangan jika tidak segera terpenuhi. Contoh, meningkatnya perasaan lapar dan haus harus menghasilkan upaya yang segera dilakukan, yaitu makan dan minum. Naluri seperti ini sudah ada sejak lahir, misalnya, bayi kecil sepenuhnya akan diperintahkan oleh Id untuk segera memenuhi kebutuhannya, makan atau pun hal lain, jika kebutuhan bayi tersebut tidak terpenuhi, maka dia akan menangis, ekspresi menangis tersebut terjadi karena bayi belum memiliki komponen lain sebagai antitesis dari keputusan Id.

Selanjutnya, Ego menurut Freud berkembang dari Id. Ego memastikan bahwa ekspresi yang diperoleh dari impuls Id dapat diekspresikan dengan cara yang dapat diterima dalam dunia nyata (Pulcu, 2014). Ego berperan dalam pikiran sadar, prasadar, dan juga bawah sadar. Secara sederhana, Ego merupakan komponen dalam kepribadian yang bertanggung jawab untuk menghadapi kenyataan. Jika sebelumnya Id berperan dengan memegang “prinsip kesenangan”, Ego berperan berdasar pada “prinsip realitas”. Prinsip realitas ini bertujuan untuk memuaskan atau memenuhi keinginan Id dengan cara-cara yang realistis. Prinsip ini mempertimbangkan suatu tindakan yang ditransmisikan dari impuls Id sebelum memutuskan untuk bertindak. Untuk memahami Ego dan Id, Freud memberikan contoh seekor kuda dan penunggangnya. Kuda dalam hal ini memberikan kekuatan dan gerak, sedangkan penunggangnya memberikan arah dan bimbingan. Tanpa penunggang, kuda dapat saja pergi ke mana pun dan melakukan apapun yang dia inginkan, adanya penunggang ini sebagai yang memberikan arah atas impuls yang ditransmisikan Id (Kuda) untuk dapat bertindak memiliki arah yang diperankan oleh Ego (Penunggang Kuda). Tetapi jika Ego tidak bisa memenuhi atau memuaskan impuls yang dikirim Id, maka proses berpikir sekunder mengarahkan tindakan yang diciptakan oleh proses primer Id (Carhart, Friston. 2010).

Kemudian yang terakhir adalah Superego. Superego ini muncul sekitar usia lima tahun. Superego berkaitan dengan moralitas dan cita-cita yang diperoleh dari lingkungan sekitar baik keluarga maupun masyarakat. Superego berperan dalam memberikan pedoman untuk membuat suatu penilaian. Superego terbagi ke dalam dua bagian; hati nurani dan ego ideal. Hati nurani berkaitan dengan informasi yang dipandang buruk oleh orang tua dan masyarakat. Perilaku tersebut seringkali dilarang dan akan memperoleh konsekuensi jika bertindak atas perbuatan yang dianggap buruk tersebut. Konsekuensi di sini tidak hanya berhubungan dengan hukuman, tetapi perasaan bersalah dan penyesalan juga akan muncul jika bertindak tidak sesuai dengan norma dan moralitas yang dipegang oleh lingkungan kita. Sedangkan ego ideal mencakup aturan dan standar untuk perilaku yang dicita-citakan oleh Ego (Schalwijk. 2018). Dengan kata lain, Superego mencoba untuk menyempurnakan perilaku kita. Superego bekerja untuk menekan segala dorongan Id yang tidak dapat diterima dan mengarahkan ego untuk dapat bertindak berdasarkan standar ideal daripada prinsip realistis.

Teori Freud mengenai ketiga elemen tersebut memberikan konsepsi mengenai cara kerja struktur tiga elemen yang membentuk kepribadian seorang manusia dengan penjelasan yang cukup mapan. Ketiga elemen tersebut membentuk kesatuan yang saling berinteraksi untuk bertindak sesuai dengan yang dicita-citakan manusia. 


REFERENSI

Pulcu E. An evolutionary perspective on gradual formation of superego in the primal horde. Front Psychol. 2014;5:8. doi:10.3389/fpsyg.2014.00008

Carhart-harris RL, Friston KJ. The default-mode, ego-functions and free-energy: a neurobiological account of Freudian ideas. Brain. 2010;133(Pt 4):1265-83. doi:10.1093/brain/awq010

Schalkwijk F. A New Conceptualization of the Conscience. Front Psychol. 2018;9:1863. doi:10.3389/fpsyg.2018.01863

Cherry, Kendra. Freud’s Id, Ego, and Superego. https://www.verywellmind.com/the-id-ego-and-superego-2795951#citation-4, diakses pada 22/02/2022.


Posting Komentar

0 Komentar