Ethics of Care: Rasionalitas dalam Pilihan Moral

 Penulis: Bumba

Etika kepedulian 

Etika kepedulian merupakan perspektif filosofis feminis yang menggunakan pendekatan relasional dan terikat konteks terhadap moralitas dan pengambilan suatu keputusan. Istilah etika perawatan atau kepedulian ini mengacu pada ide-ide yang berkaitan dengan sifat moralitas dan teori etika normatif. Perspektif etika kepedulian sangat kontras dengan teori etika yang mengandalkan prinsip-prinsip untuk menyoroti tindakan moral — seperti deontologi Kantian, utilitarianisme, dan teori keadilan — dan tidak dimaksudkan untuk menjadi absolut dan tak terbantahkan.
Etika kepedulian mengarahkan perhatian kita pada kebutuhan akan daya tanggap dalam hubungan (memperhatikan, mendengarkan, menanggapi) dan biaya kehilangan hubungan dengan diri sendiri atau dengan orang lain. Logikanya bersifat induktif, kontekstual, psikologis, bukan deduktif atau matematis. Dalam hal ini, etika kepedulian lebih menitikberatkan pada penggunaan logika induktif, kontekstual, dan psikologis. Sehingga perlu tiga komponen itu untuk dapat mengambil keputusan yang dianggap paling benar dalam menghadapi masalah moral.

Hubungan gender dengan moral 

Moralitas mengacu pada standar yang memungkinkan orang untuk dapat hidup secara kooperatif dalam suatu kelompok atau masyarakat. Moralitas dalam definisi tersebut merupakan moralitas yang dipandang secara normatif. Dalam pengertian normatif moralitas mengacu pada sebuah kode etik yang dapat diterima oleh siapa saja yang memenuhi kondisi intelektual dan kemauan tertentu, hampir selalu termasuk kondisi yang rasional.
Gender mengacu pada peran, perilaku, ekspresi, dan identitas yang dikonstruksikan secara sosial dari mulai anak perempuan, perempuan, anak laki-laki, laki-laki, dan orang yang beragam gender. Hal ini memengaruhi bagaimana orang memandang diri mereka sendiri dan satu sama lain, bertindak dan berinteraksi, dan distribusi kekuasaan dan sumber daya dalam masyarakat. Identitas gender juga tidak terbatas pada pilihan antara perempuan atau laki-laki, juga tidak bersifat statis.
Dalam etika kepedulian, gender dipandang sebagai alat yang membedakan cara seseorang bertindak dalam memutuskan pilihan moral dalam hidupnya. Biasanya perbedaan keputusan ini diakibatkan oleh adanya perbedaan gender. Sebab yang ditawarkan dalam etika kepedulian adalah apresiasi terhadap kemungkinan pilihan-pilihan yang dianggap tepat dan mengurangi resiko kerugian dalam pengambilan suatu keputusan. 

Rasionalitas pemikiran laki-laki dan perempuan 

Peran gender dalam kedudukan laki-laki dan perempuan memang selalu dipandang bahwa laki-laki memiliki posisi pertama atas semua kuasa yang ada pada dirinya, sedangkan perempuan selalu diposisikan kedua. Walaupun saat ini memang wacana gender semacam itu sedikit berkurang karena penyamarataan hak antara laki-laki dan perempuan. Sepanjang sejarah memang tidak banyak perempuan yang menjadi pemikir, pemimpin, kaum ulama, sufi, pahlawan, pemuka dan tokoh masyarakat (Siri, Hasnani, 2014:237). Hal tersebut kemudian secara sepintas akan menjadi bukti bahwa eksistensi perempuan di sepanjang sejarah ini sangat lemah dibandingkan dengan kaum laki-laki.
Tetapi, dalam hal rasionalitas, pemikiran laki-laki tidak serta merta dapat dikatakan mendiskreditkan pemikiran perempuan, karena keduanya memiliki perbedaan dalam mengolah suatu pemikiran. Tingkat rasionalitas pemikiran yang dihasilkan oleh laki-laki dan perempuan mungkin saja berbeda, tetapi dalam hal apakah suatu pemikiran tertentu dapat mendiskreditkan pemikiran lainnya tidak dengan mudah bahwa salah satunya lemah atau berada di posisi terbawah. Tetapi dalam keputusan dalam pilihan moral antara laki-laki dan perempuan selalu memiliki perbedaan yang keduanya tidak saling m endiskreditkan tetapi dapat dipandang sebagai alternatif dalam memilih keputusan yang paling rasional.

Bagaimana moralitas berdampak pada peran moral?

Moralitas selalu dipandang sebagai suatu nilai yang tertanam dalam diri individu. Tindakan atas pertimbangan moral sangat berdampak pada peran moral seseorang. Dalam etika kepedulian, keputusan seseorang dalam suatu masalah moral selalu dilihat dari sisi yang paling aman dan damai. Etika kepedulian ini menitikberatkan pada perawatan, mereka yang terlibat dalam perawatan selalu dapat mengembangkan cara-cara untuk menangani konflik yang sejalan dengan tujuan perawatan, alih-alih berusaha merusak atau menghancurkan mereka dalam kasus kekerasan, mereka berusaha bergerak menuju perdamaian. Maka di sini moralitas dalam suatu individu dengan pengalaman dan keyakinan yang berbeda dalam mengambil setiap keputusan sangat berpengaruh pada peran moral, hal apa yang kemudian akan menjadi suatu putusan paling efektif dan rasional. 

Perbedaan laki-laki dan perempuan dalam membuat pilihan moral 

Dalam etika kepedulian, dikatakan bahwa suatu tindakan diperbolehkan secara moral dan bahkan baik jika menunjukkan sikap kepedulian dari pihak agen atau individunya. Pengambilan keputusan suatu tindakan ketika dihadapkan dengan masalah moral pasti dihadapkan juga dengan suatu pilihan, tetapi dalam pilihan moral ini jika seorang laki-laki maupun perempuan melandaskan etika kepedulian, maka keputusan yang akan diambil adalah keputusan yang dapat menunjukan sikap kepedulian.
Tetapi, jika mengesampingkan etika kepedulian, maka pilihan yang akan diambil oleh laki-laki maupun perempuan dapat berbeda. Perempuan cenderung bersikap lebih lembut dan aman dalam mengambil keputusan moral, sedangkan laki-laki lebih melihat pada realitas yang terjadi dan cenderung mengambil keputusan rasional dengan sedikit mengesampingkan perasaan-perasaan yang dapat mengubah keputusannya, contoh yang lebih mendekati dalam kasus ini adalah konflik dan perang. Namun, jika kita melihat perbedaan semacam ini sebagai sesuatu yang sangat lumrah, memang hal tersebut dapat dikatakan demikian, tetapi dalam pengambilan keputusan moral, gender tidak selalu menjadi pembeda ketika mengambil keputusan moral, laki-laki dan perempuan memiliki tingkat rasionalitas pada masing-masing tingkat kognitif yang berbeda, sehingga dalam hal ini keputusan moral yang diambil di antara keduanya, tergantung pada nilai moral yang dipegang pada masing-masing individu. 

● Kesimpulan

Moralitas dan gender memiliki keterkaitan dalam pengambilan suatu keputusan, tetapi nilai moral pada masing-masing individu lebih diutamakan dibanding hanya membedakan pilihan moral berdasarkan pada gender laki-laki dan perempuan. Rasionalitas pemikiran laki-laki tidak serta-merta mendiskreditkan perempuan dalam pengambilan suatu pilihan keputusan moral, karena pada masing-masing pilihan moral, terdapat nilai yang dipegang oleh masing-masing individu dan kelompok. Moralitas sangat berdampak pada peran moral, sebab putusan yang diambil akan berpengaruh pada peran moral seseorang. Pengambilan keputusan antara laki-laki dan perempuan tergantung pada nilai moral yang dimiliki oleh setiap individu, walaupun dalam etika kepedulian, hal ini dapat dilihat perbedaannya, sebab etika kepedulian lebih bersifat feminis dalam mengambil suatu tindakan atau keputusan moral.


REFERENSI

Gert, Bernard and Joshua Gert, "The Definition of Morality", The Stanford Encyclopedia of Philosophy (Fall 2020 Edition), Edward N. Zalta (ed.), URL = <https://plato.stanford.edu/archives/fall2020/entries/morality-definition/>. 

Gilligan, Carol. Ethics of Care. https://ethicsofcare.org/carol-gilligan/, diakses pada 10 Februari 2022. 

Held, Virginia. 2006. The Ethics of Care: Personal, Political, and Global. New York: Oxford University Press. 

K. Burton, Brian. Ethics of Care: Ethics and Philosophy. https://www.britannica.com/topic/ethics-of-care, diakses pada 10 Februari 2022 

Siri, Hasnani. 2014. Gender dalam Perspektif Islam. Jurnal Al-Maiyyah. Vol 7(2): 237 

Slote, Michael. 2007. The Ethics of Care and Empathy. New York: Routledge.
https://cihr-irsc.gc.ca/e/48642.html, diakses pada 10 Februari 2022

Posting Komentar

0 Komentar