Panopticon

Bumba

 - 

Panopticon adalah konsep disiplin yang disimbolkan dalam bentuk sebuah menara observasi yang bertempat dalam lingkaran sel penjara. Dari menara, seorang penjaga dapat melihat setiap sel dan narapidana tetapi narapidana tidak dapat melihat ke dalam menara. Tahanan tidak akan pernah tahu apakah mereka diawasi atau tidak. Panopticon jika dikaitkan dengan media merupakan sebuah fenomena yang berkaitan dengan masalah privasi. Media saat ini berada pada bayang-bayang sebuah panopticon yang bergerak diawasi oleh kekuasaan atau pihak yang berkuasa dalam mengawasi data privasi kita. Media menjadi sasaran utama dalam fenomena panopticon, sebab saat ini media sebagai pusat dalam berbagi, dapat dalam bentuk ekspresi maupun sesuatu yang lain yang memiliki sifat yang lebih penting. Jika merujuk pada definisi panopticon di atas, Foucault menyatakan bahwa adanya efek utama dalam panopticon, yaitu untuk mendorong narapidana dalam keadaan sadar dan visibilitas permanen yang menjamin fungsi kekuasaan. Dalam media, fenomena panopticon semacam ini secara halus memberitahu kita bahwa data privasi menjadi sasaran bagi penguasa untuk kepentingan yang merujuk pada bidang-bidang seperti ekonomi, sosial, dll. ‘Conscious and permanent visibility’ ini tidak hanya sebagai tindakan sadar kita atas keterbukaan privasi demi analisis pasar atau pun tujuan lain bagi yang mengawasi data privasi kita, melainkan ada hal lain yang secara langsung berdampak bagi individu, yakni mengenai sesuatu yang dihasilkan dari permainan atas algoritma tersebut, salah satunya dapat memengaruhi tindakan kita atas pengolahan data yang secara terus-menerus dikalkulasi.

Selain terdapat korelasi dengan media, panopticon juga berhubungan dengan pada komunikasi masyarakat. Saya mengambil moral panic dari sudut pandang Stanley Cohen sebagai contoh digital panopticon yang berkaitan dengan hubungan komunikasi masyarakat. Stanley Cohen menyebutkan bahwa media massa menjadi sumber utama bagi pengetahuan masyarakat yang dapat berimplikasi pada penyimpangan dan masalah sosial lainnya. Kepanikan moral sebagai bagian dari panopticon, sebab media yang digunakan dapat memainkan peran sebagai salah satu bagian dari panopticon, misalnya menciptakan suatu agenda, agenda yang dimaksud misalnya memilih penyimpangan atau kegiatan yang sifatnya problematis yang cocok jika dinaikkan menjadi suatu berita, hal ini dapat menjadi panopticon bagi masyarakat lain yang tidak secara langsung berada pada situasi tersebut tetapi mereka mengetahui bahwa ada kejadian yang sedang berlangsung dan dapat mereka amati melalui media. Proses pembentukan identitas individu diotomatisasi dalam bentuk baris dan kolom pada sebuah database. Berangkat dari konsep panopticon tersebut, ia bekerja dengan cara mengumpulkan database privasi demi kepentingan ekonomi suatu negara, neoliberalisme bekerja pada sistem panopticon semacam ini, sebab ekonomi sebagai diskursus utama dalam ideologi politik tersebut memberikan kausalitas terhadap kepentingan ekonomi yang menjadi tujuan dalam memanfaatkan media dengan konsep panopticon yang dijalankan 

 

DAFTAR PUSTAKA

Teboho Ansorge, J. (2011). Digital power in world politics: databases, panopticons and Erwin Cuntz. Millennium, 40(1), 65-83. 

Simon, J. (2010). Beyond the panopticon: Mass imprisonment and the humanities. Law, Culture and the Humanities, 6(3), 327-340. 

Tim Jannusch, Florian David-Spickermanna, Darren Shannona, Juliane Ressela,b, Michaele V ̈ollerb, Finbarr Murphya, Irini Furxhia, Martin Cunneena, Martin Mullins. (2021). Surveillance and privacy – Beyond the panopticon. An exploration of 720-degree observation in level 3 and 4 vehicle automation. Elsevier, 1-12.
 

Posting Komentar

0 Komentar