Kilas balik, menilik peristiwa Genosida Srebenica di Bosnia-Herzegovina

 Penulis: Alva Rizky

 
-
  • Latar belakang pembantaian Srebrenica

Pada juli 1995 terjadi pembantaian di kota Srebrenica yang merupakan peristiwa pembunuhan massal, peristiwa berdarah ini menelan lebih dari 8000 pria dewasa dan anak-anak dari etnis muslim Bosnia, yang dilakukan oleh VRS tentara republik Srpska (Serbia) merupakan milisi yang dibentuk oleh etnis Serbia di Bosnia. Peristiwa ini dianggap sebagai bentuk dari pembersihan etnis atau genosida dan ini menjadi kejahatan paling buruk yang terjadi di tanah Eropa sejak perang dunia II.

Bosnia-Herzegovina merupakan negara yang memiliki beragam etnis dan agama, yang terbesar mendiami negara tersebut yaitu etnis Bosnia yang beragama islam (Bosniak), etnis Serbia (Serb), dan etnis kroasia (Kroat). Karena keruntuhan federasi Yugoslavia, Bosnia-Herzegovina  melakukan referendum pada April 1992 mengikuti jejak Slovenia dan Kroasia yang memisahkan diri. Referendum terselenggara pada 29 Februari sampai 1 Maret 1992. Sebanyak 99,7 persen pemilih menginginkan Bosnia-Herzegovina menjadi negara berdaulat. Pemerintah Bosnia-Herzegovina mengumumkan kemerdekaan dua hari kemudian. Pada 6 April 1992, pengakuan internasional bermunculan, dan negara itu menjadi anggota PBB pada 22 Mei 1992. (Firman, 2020).

Namun dalam hal ini deklarasi kemerdekaan dari Bosnia-Herzegovina tidak diakui oleh sebagian etnis serbia di bosnia disebabkan karena letak etnis Serbia menginginkan menguasai wilayah Bosnia dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada. Hal ini menyingkirkan etnis asli Bosnia yang tidak menginginkan Bosnia kembali menguasai mereka. Konflik antar etnis Serbia dan etnis Bosnia pun bergejolak, yang memang memiliki banyak perbedaan terutama soal keyakinan. Konflik ini kemudian semakin besar mengingat ada upaya-upaya dari etnis Serbia yang didukung oleh tentara dan presidennya untuk melakukan pembersihan etnis terhadap etnis Bosnia (Mumtazinur, 2019). Berawal dari sana etnis serbia melancarkan dan memobilisasi militer untuk melakukan penyerangan terhadap Bosnia dibawah perintah presiden Radovan Karadžić yang menginginkan Bosnia diunifikasi membentuk Serbia Raya serta dibantu oleh Ratko Mladić selaku pimpinan VRS.

  • PBB memberikan keamanan dalam kasus genosida Srebrenica

Akibat dari pembantaian dalam skala besar ini menciptakan eksodus pengungsi untuk menyelamatkan diri dari pembantaian yang dilakukan oleh etnis Serbia. Demi mencari keamanan, etnis muslim Bosnia melarikan diri ke wilayah Srebrenica. Wilayah Srebrenica diumumkan sebagai “Zona Aman” oleh PBB. Dalam isu genosida ini peran instansi internasional Dewan Keamanan PBB memperdebatkan cara terbaik untuk mengakhiri krisis Bosnia. Pada 16 April, tidak dapat menunggu lebih lama lagi, Dewan Keamanan mengeluarkan Resolusi 819, menuntut bahwa "semua pihak dan pihak lain yang terkait memperlakukan Srebrenica dan sekitarnya sebagai daerah aman yang harus bebas dari serangan bersenjata atau tindakan bermusuhan apa pun." Hanya tiga minggu kemudian, Dewan Keamanan mengeluarkan Resolusi 824, yang menciptakan lima "wilayah aman" tambahan di Bosnia: Bihac, Gorazde, Sarajevo, Tuzla, dan Zepa (United States Holocaust Memorial Museum,2020).

Namun dalam hal ini pasukan Serbia masih memiliki renjana untuk menyerang muslim bosnia yang berada di Srebrenica. Pada Kawasan Srebrenica tersebut telah dikawal oleh pasukan penjaga perdamaian PBB dimana yang ditugaskan untuk melindungi penduduk dan pengungsi Muslim dari gelogok pasukan Serbia. Disinyalir dari Guardian pasukan penjaga perdamaian dari PBB yang bertugas merupakan Kontingen dari Belanda yang berjumlah sekitar 200 pasukan.

Pasukan Serbia melakukan operasi penyerangan pada juli 1995 dengan kode Krivaja 95 untuk merebut kembali kota Srebrenica. Sebelum kejadian tersebut, pasukan Serbia menghalangi pengiriman bantuan kemanusian, makanan, bahan bakar dan amunisi agar pasukan PBB di sana tidak siap saat serangan terjadi. Namun dalam hal ini pasukan yang bertanggung jawab memberikan perlindungan kepada etnis muslim bosnia tidak dapat berbuat apa-apa sehingga misi perlindungan menjadi gagal.

Disinyalir dari BBC sebuah laporan tahun 2002 menyalahkan pemerintah Belanda dan pejabat militer terkait karena gagal mencegah pembunuhan. Seluruh bagian pemerintah mengundurkan diri setelah laporan itu keluar. Mahkamah Agung memutuskan bahwa Belanda ikut bertanggung jawab dalam pembantaian 350 Muslim Bosnia yang terjadi di Srebrenica pada tahun 1995. Selanjutnya kedua dalang otak dalam genosida ini ditangkap dan didakwa di pengadilan Den Haag sebagai penjahat perang, mereka didakwa oleh pengadilan telah melancarkan pemusnahan massal, kejahatan perang dan aksi criminal lainnya.

Impak yang ditimbulkan dari pembantaian ini masih dapat dirasakan oleh etnis bosnia yang menjadi mimpi buruk bagi mereka sampai hari. Pada 2015 diajukan resolusi dewan keamanan PBB terkait genosida yang terjadi di Srebrenica. Isi resolusi tersebut mengutuk tindakan dan terjadinya pembantaian Srebrenica dan menyebut itu sebagai genosida, namun negara Russia memveto resolusi tersebut yang dianggap hal tersebut hanya akan menciptakan ketegangan yang terjadi dan akan memcah belah warga Serbia Bosnia. Veto tersebut disambut hangat oleh pemerintah Serbia, Namun pemimpin kelompok korban pembantaian, Para korban dan yang telah mengalami kekacauan psikis yang membekas akibat dari  peristiwa pembantaian Srebrenica, menuding dan menyayangkan Russia yang telah mendukung para penjahat yang membunuh anak-anak serta warga yang telah mati akibat pembantaian oleh Serbia. Walaupun demikian pembantaian ini merupakan genosida paling buruk yang terjadi di tanah Eropa.
 
  • Referensi

Mumtazinur (2019) ‘Kejahatan Terhadap Kemanusiaan dan Pelanggaran Hukum Humaniter Internasional (Konvensi Jenewa 1949) Studi Kasus : Pelanggaran HAM Berat untuk Bekas Negara Yugoslavia’, Dusturiyah: Jurnal Hukum Islam, Perundang-undangan dan Pranata Sosial, 8(2), pp. 117–128. doi: 10.22373/dusturiyah.v8i2.4218.

Firman, T. (2020) Bosnia-Herzegovina, Perang, dan Pengakuan Dosa - Tirto.ID, tirto.id. Available at: https://tirto.id/bosnia-herzegovina-perang-dan-pengakuan-dosa-cq7y (Accessed: 5 December 2020).

The UN Designates the City a “Safe Area” — United States Holocaust Memorial Museum (2020). Available at: https://www.ushmm.org/genocide-prevention/countries/bosnia-herzegovina/srebrenica/background/safe-area (Accessed: 5 December 2020).

Srebrenica massacre: Dutch soldiers let 300 Muslims die, court rules (2017). Available at: https://www.theguardian.com/world/2017/jun/28/dutch-soldiers-let-300-muslims-die-in-bosnian-war-court-rules (Accessed: 5 December 2020).

25 tahun kasus pembantaian Muslim di Srebrenica: Kuburan massal baru masih ditemukan - BBC News Indonesia (2020). Available at: https://www.bbc.com/indonesia/dunia-53372241 (Accessed: 5 December 2020).

Media, K. (2020) Rusia Gunakan Hak Veto, PBB Batal Akui Genosida di Srebrenica, KOMPAS.com. Available at: https://internasional.kompas.com/read/2015/07/09/18161161/Rusia.Gunakan.Hak.Veto.PBB.Batal.Akui.Genosida.di.Srebrenica (Accessed: 5 December 2020).

Posting Komentar

0 Komentar