Othello Syndrome: Cemburu Berlebihan Berujung Pudarnya Kepercayaan dan Berakhirnya Hubungan

Nabila S Andini



Cemburu didefinisikan sebagai persepsi akan adanya ancaman dari pihak lain terhadap hubungan yang sedang dijalin. Setiap individu mempunyai tingkat kecemburuan yang berbeda-beda. Cemburu tidak hanya ditujukan pada hubungan dua orang (pasangan) saja, tetapi juga dapat diproyeksikan kepada setiap orang, baik yang saling mengenal atau tidak, seperti cemburu kepada idola, cemburu kepada adik, dan cemburu kepada pasangan. Dalam suatu hubungan, tindakan cemburu dianggap sebagai perilaku untuk menjaga seseorang yang kita cintai dan sayangi. Biasanya bentuk cemburu yang seringkali diperlihatkan, yaitu adanya rasa marah, kesal, takut, sedih, bahkan perasaan rendah diri.

Cemburu dalam sebuah hubungan merupakan hal yang wajar karena rasa cemburu dianggap sebagai rasa cinta dan kasih sayang, tetapi perilaku cemburu akan dianggap tidak wajar jika sudah berlebihan. Berlebihan yang dimaksud, yakni saat perilaku dan perasaan cemburu terlalu mendominasi, sehingga secara tidak sadar tindakan itu akan menyakiti pasangan. Jika dibiarkan terus-menerus, maka tidak menutup kemungkinan hubungan yang dijalani akan segera kandas, karena pudarnya rasa kepercayaan dan tingginya rasa kecurigaan.

Fenomena cemburu berlebihan dalam psikologis disebut Othello Syndrome. Individu yang memiliki sifat dan sikap cemburu yang berlebihan bisa diasumsikan menderita Othello syndrome. Othello syndrome merupakan waham ketidaksediaan pada pasangan akibat rasa cemburu yang berlebihan dan penderita tidak mampu mengendalikan perasaannya. Othello syndrome masih belum begitu popular di kalangan masyarakat. Othello syndrome merupakan salah satu jenis gangguan kejiwaan. Berdasarkan studi sekitar 62% pria dengan rentang usia 68 tahun menderita jenis sindrom ini.

Gangguan ini dicetuskan pertama kali oleh psikiater bernama John Todd yang berasal dari Inggris. Gejala umum dari sindrom ini, yaitu munculnya perasaan curiga yang berlebihan, obsesi pada pasangan, dan pikiran atau ide-ide buruk yang membahayakan pasangan maupun diri sendiri. Asal mula kata Othello, yakni saat istri dari penulis bernama Shakespeare curiga dengan istrinya yang bernama Desdemona dan menuduhnya telah berselingkuh, kemudian Shakespeare sebagai suami secara tidak sadar membunuh Desdemona (istrinya), karena perasaan cemburu buta yang mendominasi dirinya dan tidak dapat dikontrol.

Othello syndrome dapat muncul dengan sendirinya atau dipicu oleh riwayat gangguan mental yang sedang atau pernah dialami, seperti gangguan skizofrenia, paranoid, gangguan zat adiktif, dll. Othello syndrome sangat berbahaya karena berpotensi besar menghancurkan hubungan, dan dapat berujung berakhirnya hubungan atau tindak kekerasan dan pembunuhan. Dalam perspektif psikologi individu dengan gangguan Othello syndrome memiliki kesalahan pola pikir dalam alam bawah sadarnya, sehingga menyebabkan individu bertindak semaunya.

Di bawah ini merupakan ciri-ciri dari Othello syndrome, yaitu:

a) Gangguan mental akibat perasaan cemburu berlebihan (over).

b) Othello syndrome berkaitan erat dengan gangguan mental lain yang pernah dialami.

c) Adanya sikap cemburu yang tidak kuat, tidak beralasan, seperti tiba-tiba saja merasakan perasaan curiga dan cemburu bersamaan.

Menurut salah satu teori, yakni Psikodinamik. Individu yang menderita gangguan Othello syndrome biasanya memiliki perasaan self-efficacy rendah, adanya rasa insecure yang tinggi, takut ditolak, takut dikhianati, mengalami gangguan cemas berlebih, terlalu overthinking dan memikirkan atau membayangkan hal yang belum terjadi (dan kemungkinan tidak akan terjadi). Terdapat beberapa penyakit yang berhubungan dengan Othello syndrome, di antaranya meliputi Adrenocortical suppression, cerebrovascular infarction, chronic alcoholism, epilepsy, hyperthyroidism, Normal Pressure Hydrocephalus (NPH), parkinson’s disease, senile dementia. Diagnosis yang diberikan kepada penderita Othello syndrome, yaitu adanya anamnesis mengenai morbid jealousy karena perasaan cemburu yang terlalu over, cemburu tanpa sebab, curiga pada pasangan, menginterogasi, mencari bukti-bukti kesalahan pasangan, dan selalu berpikir bahwa pasangannya berselingkuh atau berkhianat di belakangnya Efek yang ditimbulkan yaitu pasangan menjadi tidak nyaman dan individu akan semakin protektif terhadap pasangannya demi membuang perasaan dan ketakutan dirinya sendiri.

Pencegahan dan penanganan yang dapat dilakukan untuk membantu penderita Othello syndrome adalah dengan mengonsumsi obat, obat khusus yang diberikan langsung oleh para psikiater, lalu melakukan sesi terapi dengan psikolog maupun terapis, seperti terapi kognitif untuk mengubah pola pikir yang irasional menjadi rasional. Terapi lain yang dapat dilakukan, meliputi terapi pasangan dan individual dynamic psychotherapy. Jika pasangan Anda selalu bersikap berlebihan dalam berperilaku dan membesar-besarkan masalah, maka Anda harus sadar bahwa segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, dan bisa saja pasangan Anda memiliki masalah atau gangguan pada dirinya. Oleh karena itu, segeralah temui psikiater atau psikolog jika dirasa perilaku pasangan Anda sudah melampaui batas. Ingat! Kekerasan dalam sebuah hubungan itu bukan bentuk kasih sayang, melainkan perilaku manipulatif dan abusive terhadap pasangan.

NOTE:  

● Adrenocortical suppression: kondisi klinis di mana produksi kortisol adrenal tidak mencukupi, karena adanya penekanan pada axis hipotalamus-hipofisis-adrenal. 

● Cerebrovascular infarction (stroke infarct): salah satu tipe stroke yang diakibatkan kurangnya aliran darah ke otak. 

● Chronic alcoholism: kondisi patologis akibat kebiasaan mengonsumsi alkohol dalam jumlah banyak (over)  

● Epilepsy: gangguan pada sistem saraf pusat akibat pola aktivitas listrik yang berlebihan di otak. 

● Hyperthyroidism: kondisi akibat produksi hormon tiroid yang berlebih.

● Normal Pressure Hydrocephalus (NPH): kondisi di mana hidrosefalus tidak menyebabkan peningkatan tekanan intracranial.

● Parkinson’s disease: penyakit pada system saraf yang mengganggu kemampuan tubuh dalam mengontrol gerakan dan keseimbangan.

● Senile dementia: kumpulan gejala yang mempengaruhi daya ingat (memori), kemampuan kognitif dan sosial.

 

DAFTAR PUSTAKA

Mahajudin S. Marlina, Novitasari Hesty. Othello syndrome. Journal Unair. (n.d.).Retrieved March 19, 2022, from http://journal.unair.ac.id/download-fullpaperspjsd3d084cd06full.pdf

Medical Definition of Othello syndrome. (n.d.). MedicineNet. Retrieved March 19, 2022, from https://www.medicinenet.com/othello_syndrome/definition.htm

Hati-hati cemburu berlebihan bisa jadi tanda sindrom othello. (n.d.). Retrieved March 19, 2022, from https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200907104037-260-543517/hati-hati-cemburu-berlebihan-bisa-jadi-tanda-sindrom-othello

Sindrom othello, cemburu yang bisa berujung pembunuhan. Health Liputan6.com. (n.d.). Retrieved March 19, 2022, from https://www.liputan6.com/health/read/2511174/sindrom-othello-cemburu-yang-bisa-berujung-pembunuhan


 

Posting Komentar

2 Komentar

  1. lucunya ada orang yg malah seneng kalo pasangannya cemburuan, katanya jd merasa spesial karna takut bgt kehilangan pasangannya. mungkin itu bisa jd salah satu faktor yg bikin orang punya gangguan ini, krn si pasangan nerima2 aja dan malah cenderung "seneng" kalo pasangannya cemburuan (bukannya risih). imo aja sih berdasarkan pengalaman jg hehe.. thx author keren bgt esainya!

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul, sebagian orang yang menjalani hubungan dengan orang lain dan dicemburuin pasti ada rasa seneng karena cemburu itu sebagai bentuk lain dari kasih sayang, malah anehkan kalo pacaran tapi biasa-biasa pasti ada pertanyaan "dia sayang gue gak sih?" nanti kalo ga dicemburuin malah overthinking wkwkwk, tapi balik lagi kalo cemburu itu berlebihan dan mengganggu pasangan kita berarti ada yang salah, dan menormalisasikan sesuatu yang salah juga bukan hal yang tepat ya, dear. Btw, makasih udah sempetin komen, langgeng terus ya sama pasangannya!��

      Hapus