Autophobia: Takut Hidup Sendiri dan Tidak Bisa Hidup Tanpa Pasangan (Orang Lain)

 Nabila S. Andini
 


Setiap orang pasti memiliki rasa takut dalam hidupnya, seperti takut ditinggal orang tua, pasangan, takut tidak diterima di lingkungan, bahkan takut untuk hidup sendiri. Rasa takut yang muncul dianggap wajar jika tidak mengganggu dan menghambat aktivitas kehidupan. Biasanya rasa takut tersebut muncul akibat imajinasi individu yang berlebihan. Efek dari rasa takut, yaitu menimbulkan kecemasan, panik, overthinking, deg-degan, dan gangguan mood. Manusia diciptakan berpasang-pasangan, bagi individu yang belum memiliki pasangan atau terlahir sebagai anak tunggal dan tinggal bersama orang tua yang sudah lanjut usia biasanya memiliki ketakutan berlebih tentang hidupnya di masa depan. Orang tua yang sudah berusia lanjut dan hidup dengan anaknya, serta sudah ditinggal salah satu pasangannya juga memiliki ketakutan yang sama karena munculnya pikiran dan kekhawatiran siapa yang akan merawat di hari tua jika anak-anaknya sudah menikah dan tinggal terpisah.

Individu merasa tidak sanggup menjalani hidup tanpa orang tua atau pasangannya karena sudah terbiasa tinggal dan hidup bersama, sehingga jika pasangan, orang tua atau orang terdekat pergi meninggalkan mereka, maka hidup mereka akan kacau. Kita sendiri pasti memiliki ketakutan yang sama akan hal itu. Bahkan, mungkin tanpa sadar kita memiliki teman, di mana setelah putus ia langsung memiliki pasangan baru atau teman kita yang sudah memiliki pasangan, tetapi masih berhubungan mesra dengan teman lawan jenisnya. Hal itu disebabkan karena mereka merasa bahwa mereka benar-benar tidak dapat hidup sendiri, mereka takut sendiri, dan sebelum orang lain meninggalkannya, mereka sudah menyiapkan cadangan pengganti orang tersebut. Bahkan, mereka berpikir lebih baik mereka yang meninggalkan daripada harus ditinggalkan.


Ketakutan tentang hidup sendiri di masa depan seperti mimpi buruk yang muncul secara tiba-tiba, khususnya pada malam hari di waktu-waktu rawan untuk overthinking. Omongan-omongan orang tentang beratnya hidup sendiri tanpa siapa pun semakin memupuk rasa takut dalam diri. Padahal belum tentu setiap orang yang hidup sendiri akan selalu dipenuhi tekanan dan kesedihan karena fase hidup setiap orang pasti berbeda-beda.

Individu yang mengalami rasa takut akan kesendirian dan tidak bisa hidup tanpa pasangan (orang lain) dalam psikologi disebut autophobia. Autophobia merupakan salah satu jenis fobia ketakutan. Individu yang menderita autophobia tidak menyukai kesendirian dan kesepian. Hal itu akan membuat individu cemas, walaupun individu berada di tempat yang aman dan nyaman, misalnya di rumah. Individu akan tetap merasa cemas karena tidak seorang pun bersamanya. Oleh karena itu, individu autophobia akan selalu merasa bahwa ia membutuhkan orang lain untuk terus bersamanya. Individu hanya akan aman jika ada orang lain di sisinya.

Di bawah ini merupakan beberapa hal yang ditakuti oleh penderita autophobia, yaitu:

a) Takut tidak dicintai dan tidak diinginkan
Penderita autophobia takut jika orang-orang tidak mencintai dirinya. Jika tidak ada yang mencintainya, maka tidak akan ada yang mau menerima dan tinggal bersamanya.

b) Takut terhadap orang asing
Penderita autophobia juga memiliki ketakutan terhadap orang asing karena merasa terancam, di mana bisa saja orang asing tersebut akan merebut simpati dan perhatian orang lain atau justru akan menyakiti orang-orang terdekatnya.

c) Suara yang tidak jelas sumbernya
Penderita autophobia tidak suka keheningan dan kesepian karena takut akan suara-suara yang bisa saja muncul tiba-tiba.

Setiap gangguan, baik fisik maupun mental pasti memiliki tanda-tanda dan gejala. Tanda-tanda dan gejala dari autophobia, yaitu:

a) Adanya kekhawatiran yang berlebihan jika sedang sendiri.

b) Cemas dan khawatir terhadap hal-hal yang belum tentu terjadi, misal tiba-tiba merasa besok semua orang akan meninggalkannya.

c) Mengalami gangguan cemas jika sedang sendirian.

d) Tidak suka jika ditinggal sendiri. 

e) Selalu bergantung kepada orang lain dalam situasi apa pun.

f) Gejala pada tubuh, yaitu tremor, berkeringat, pusing, deg-degan sampai nyeri, mual, dll. Kondisi ini akan muncul jika sedang individu sedang sendiri.

Note: Ketakutan, kecemasan, dan kekhawatiran tidak hanya muncul jika individu sedang sendiri, tetapi juga bisa muncul secara tiba-tiba jika individu autophobia memikirkan atau membayangkan situasi di mana dirinya sendirian dan ditinggalkan oleh semua orang.

Sampai saat ini belum diketahui pasti penyebab dari autophobia karena fobia ketakutan ini terbentuk dengan sendirinya ketika individu mulai memikirkan hal-hal yang memang membuat dirinya takut. Bahkan, penderita autophobia mungkin tanpa sadar terlalu sering membayangkan bagaimana hidupnya tanpa orang-orang terdekatnya, terlalu sering mempertanyakan kepada diri sendiri apakah sanggup jika hidup sendiri tanpa orang tua, pasangan, keluarga, sahabat, teman, dll. Padahal kesendirian yang dibayangkan belum tentu benar-benar “sendiri” karena selama manusia hidup, maka akan selalu membutuhkan orang lain dan memang tidak akan bisa hidup tanpa orang lain.

Lalu apa bedanya orang normal dengan penderita autophobia jika sama-sama takut sendiri? Perbedaannya terletak pada bagaimana orang normal mengontrol atau mengendalikan rasa takut dalam pikiran dan dirinya agar tidak menjadi berlebihan dan tetap dalam batas wajar. Sedangkan, penderita autophobia selalu bergulat dengan rasa takut yang ada dan sulit untuk mengendalikan rasa takut tersebut, sehingga berakhir dengan timbulnya gangguan cemas dan gejala psikis lainnya. Jika Anda pernah mengalami autophobia segeralah periksakan diri ke dokter karena yang namanya fobia jika tidak segera ditangani maka akibatnya bisa fatal dan berdampak ke segala aspek.

Untuk metode terapi mengatasi autophobia terdapat dua jenis yang bisa diaplikasikan ke penderita, yaitu pertama metode exposure. Metode exposure bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup agar dapat merasa bebas dan tidak terhimpit oleh rasa takut itu sendiri. Kedua, metode Cognitive Behavioural Therapy atau CBT. Metode ini dapat membantu individu untuk mengatasi kondisi atau situasi jika sedang sendiri agar semakin terbiasa dengan situasi sendiri tersebut. Dan, dapat memiliki pemikiran baru bahwa sendiri itu tidak menakutkan. Individu yang sendiri dapat hidup mandiri


Posting Komentar

0 Komentar