Apakah Thomas Hobbes merupakan Seorang Egois Normatif?

Bumba

Apakah Thomas Hobbes merupakan Seorang Egois Normatif?

Thomas Hobbes dianggap sebagai salah satu filsuf politik terpenting sepanjang masa. Karyanya yang paling terkenal, Leviathan, diterbitkan pada tahun 1651 dan masih dipelajari sampai sekarang. Hobbes lahir pada tahun 1588 di Inggris dan menempuh pendidikan di Universitas Oxford. Setelah lulus, ia bekerja sebagai tutor selama beberapa tahun sebelum pindah ke Prancis di mana ia menjadi tertarik pada filsafat. Hobbes kembali ke Inggris pada tahun 1651 dan menerbitkan Leviathan, yang mengusulkan bahwa manusia secara alami egois dan bahwa pemerintah diperlukan untuk menjaga ketertiban. Ide-ide Hobbes sangat berpengaruh dan membantu membentuk pemikiran banyak filsuf politik berikutnya. Dia membela berbagai pandangan materialis, nominalis, dan empiris terhadap alternatif Cartesian dan Aristotelian. Thomas Hobbes banyak berkontribusi dalam berbagai ilmu pengetahuan, seperti menerjemahkan History of the Peloponnesian War ke dalam bahasa Inggris, menulis sejarah tentang Long Parliament, menyumbangkan pemikirannya dalam bidang fisika, hingga terjun ke ranah matematika. 

Egoisme Hobbes

Hobbes percaya bahwa orang itu egois, artinya mereka terutama mementingkan kepentingan mereka sendiri. Namun, dia juga percaya bahwa orang mampu untuk bernalar dan karena itu dapat memahami bahwa adalah kepentingan terbaik mereka untuk bekerja sama dengan orang lain. Inilah yang disebutnya sebagai egoisme normatif. Menurutnya, bahwa individu tidak mampu bertindak altruistik, dan bahwa setiap kerjasama antar individu hanya bersifat sementara dan didasarkan pada kepentingan bersama. Egoisme normatif adalah teori etika yang menyatakan bahwa secara moral diperbolehkan bagi individu untuk mengejar kepentingan diri mereka sendiri.

Teori etika ini didasarkan pada gagasan bahwa manusia pada dasarnya adalah makhluk yang mementingkan diri sendiri, dan bahwa sudah menjadi sifat kita untuk memperhatikan diri kita sendiri terlebih dahulu. Mengejar kepentingan diri kita sendiri dipandang sebagai cara terbaik untuk memastikan kebahagiaan dan kesejahteraan kita sendiri, dan juga dipandang sebagai cara terbaik untuk menghindari konflik dengan orang lain.

Sejalan dengan Hobbes, egoisme normatif menurut Max Stirner adalah doktrin moral bahwa seseorang harus bertindak demi kepentingannya sendiri dan bahwa mengejar kebahagiaannya sendiri adalah prinsip moral tertinggi. Ini adalah posisi etis normatif yang mengklaim bahwa agen moral harus melakukan apa yang menjadi kepentingan diri mereka sendiri.

Ada beberapa alasan mengapa Hobbes percaya pada egoisme normatif. Pertama, Hobbes adalah seorang filsuf rasionalis yang percaya bahwa alasan adalah panduan terbaik untuk bertindak. Kedua, Hobbes adalah seorang individualis yang percaya bahwa setiap orang pada akhirnya bertanggung jawab atas tindakannya sendiri. Ketiga, Hobbes adalah seorang utilitarian yang percaya bahwa tindakan terbaik adalah tindakan yang memaksimalkan utilitas atau kebahagiaan. Akhirnya, Hobbes mungkin percaya bahwa egoisme adalah pendekatan hidup yang paling rasional dan mementingkan diri sendiri.


Posting Komentar

0 Komentar