Sekilas Filsafat Seneca | Hidup bahagia

Penulis: Tan Panama 



Mengejar kebahagiaan bukanlah suatu hal yang mudah. Hampir semua orang menginginkan kehidupan bahagia, tanpa tahu persis akan apa yang membuat hidupnya bahagia. Dalam hal ini, Seneca mengatakan bahwa semakin cepat seseorang bergegas ke arah kebahagiaan, jika tersesat maka akan semakin jauh ia meninggalkannya. Oleh karena itu, seseorang harus mendefinisikan secara jelas terlebih dahulu apa yang menjadi tujuannya. Kemudian melakukan sebuah partimbangan untuk menemukan jalan tercepat dalam mencapainya. Karena dalam perjalanannya sendiri, asalkan arahnya benar, seseorang akan mengerti berapa banyak kemajuan yang telah dicapai setiap harinya, dan seberapa dekat seseorang dengan keinginan alamiahnya.

Dalam mencari kebahagiaan tersedia banyak jalan. Tapi, terkadang jalan dalam mencapai kebahagiaan, jalan yang paling banyak dilalui orang bisa jadi adalah jalan yang paling menyesatkan. Oleh karena itu, dalam mencari kebahagiaan, seseorang janganlah menjadi seperti domba yang mengikuti kawanan domba yang pergi lebih dulu, agar seseorang tetap berjalan ke arah yang ditujunya, bukan ke arah yang dituju oleh kebanyakan orang. 

Masalah paling besar adalah kepatuhan terhadap kebiasaan berfikir umum bahwa hal-hal yang baik adalah hal yang banyak diterima umum, dan hidup dengan meniru orang lain. Jika seseorang lebih percaya akan pendapat orang lain ketimbang membangun pendapatnya sendiri, maka seseorang tidak akan bisa memberikan penilaian kepada kehidupannya sendiri, sehingga beberapa kesalahan membawanya menuju kehancuran karena mengikuti contoh-contoh orang lain.

Semakin banyak orang yang melakukan suatu hal, maka kemungkinan itu adalah hal yang buruk. Oleh karenanya, seseorang harus menyelidiki bukan apa yang paling umum dilakukan, melainkan apa yang terbaik untuk dilakukan olehnya dan menyebabkan dirinya memperoleh kebahagiaan abadi.

Definisi kehidupan bahagia menurut Seneca adalah kehidupan yang sesuai dengan kodratnya sendiri. Kehidupan bahagia tidak akan bisa diwujudkan kecuali diawali dengan pikiran yang sehat, dan demikian pula seterusnya. Selanjutnya adalah bersemangat, menahan segala hal dengan penuh keberanian, sesuai dengan waktu dimana ia hidup, perhatian terhadap tubuhnya sendiri dan segala yang berkaitan dengannya, tetapi tidak berlebihan. Seseorang hendaknya memperhatikan secara wajar semua hal yang menghiasi hidupnya, tidak melebih-lebihkan, dan harus bisa menikmati karunia nasib tanpa menjadi budaknya. Kententraman dan kebebasan yang tidak ada putusnya akan terjadi apabila seseorang telah menjauhi segala hal yang menggairahkan atau yang membahayakan. Kenikmatan-kenikmatan indrawi adalah hal yang mudah binasa. Keganasan adalah pertanda kelemahan.

Hidup bahagia adalah pikiran yang bebas, jujur, tidak gentar, tabah dan tidak terpengaruh oleh hasrat. Bagi seseorang yang ingin hidup bahagia, tidak ada yang lebih penting baginya selain kehormatan (harga diri), tidak ada hal yang lebih buruk selain kehilangan harga diri. Seseorang haruslah menganggap bahwa segala hal selain harga diri hanyalah sekumpulan hal-hal tak bernilai yang tidak dapat menambahkan atau mengurangi apapun kepada kehidupan bahagianya. Orang yang memegang prinsip-prinsip ini pasti akan diliputi oleh keceriaan yang langgeng dan kebahagiaan yang tinggi yang datang dari dalam. Seseorang mendapatkan kebahagiaan dari dalam karena bersukacita dengan hal-hal yang dia miliki, tanpa menginginkan kesenangan yang lebih besar selain yang dihasilkan oleh dirinya sendiri. 


Biografi singkat

Lucius Annaeus Seneca, lahir di Cordoba, Hispania (spanyol), kira-kira pada tahun 4 SM dan meninggal di Roma pada tahun 65 M. Seneca tumbuh dan dibesarkan di Roma, mengenyam pendidikan Retorika dan Filsafat. Dalam filsafat, ia mengikuti mazhab stoa. Ia juga merupakan seorang negarawan dan dramawan. Ia diangkat oleh Kaisar Nero sebagai penasihat sang kaisar untuk menghasilkan pemerintahan yang cakap pada lima tahun pertama. Namun kemudian sang kaisar menyuruh seneca untuk mengakhiri hidupnya sendiri karena dianggap turut dalam konspirasi pisonian untuk membunuhnya. 




Referensi

Seneca. 2020. Seni Hidup bahagia. Yogyakarta: Circa

Russel, Bertrand. 2016. Sejarah filsafat barat. Yogyakarta: Pustaka pelajar


Posting Komentar

0 Komentar