Law of Attraction; Kekuatan pikiran dalam mewujudkan keinginan

Penulis: Amorfrieden
 
 
| Ada yang dapat kita ketahui di dunia ini, namun sedikit dari mereka tidak memahami apa yang ia ketahui terhadap pikiran mereka sendiri. Ketika berbicara mengenai pikiran semua manusia diberikan akal, adapun ihwal ini yang mampu memberikan kapasitas manusia untuk berpikir. Semua manusia telah diberikan anugerah tersebut yang menjadi pertanyaan apakah manusia mampu memanfaatkan ruang tersebut untuk berpikir. 
 
Kita melihat sedikit banyaknya manusia cenderung bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu, karena kita perlu memahami kemungkinan dan konsekuensi yang terjadi kedepannya dan perlunya mempergunakan fungsi yang telah diberikan oleh tuhan yakni akal yang lantas perlu dipergunakan untuk berpikir.Kita merupakan hewan berpikir tetapi kita berbeda dengan hewan pada umunya, ada hal yang membedakan manusia dengan hewan karna terletak pada preposisi akal. Hewan hidup hanya mengandalkan insting dan tidak mampu mempergunakan akal mereka secara utuh. Berbeda dengan manusia yang memiliki itu sebagai dasar untuk berfilsafat, memahami, memecahkan masalah, atau justru malah menciptakan masalah itu sendiri karena ia berpikir  

Dalam artian seseorang enggan berpikir dan apatis, akan terus mengikuti orang-orang tanpa keyakinan akan subjektivitasnya sebagai manusia untuk berpikir, sehingga ia kembali kepada hal-hal yang tidak masuk akal dan ia akan mematuhi jargon “Jangan Berpikir, karena kamu akan kacau!”. Sebenarnya Ketika kita mengacu pada modus pemikiran Rene Descartes dalam terminologi “Cogito Ergo Sum” aku berpikir maka aku ada, bahwasannya itu memanifestasikan sebagai bentuk eksistensi manusia akan “ada”, ketika ia mampu berpikir menggunakan kapasitas akalnya sebagai manusia. Sehingga dalam berpikir memang memicu bentuk-bentuk prasangka positif atau negatif namun bagaimana seseorang mampu mengkontrol pemikirannya sebijak mungkin.
 
Ada perihal yang begitu luar biasa mengenai pikiran, pikiran dapat menawarkan untuk mencapai keinginan manusia. Saya pernah membaca suatu buku yang ditulis oleh Napoleon Hill  berjudul Think and Grow Rich tahun 1937, ia berkata bahwa “Tubuh bisa mencapai apa pun yang bisa dipikirkan dan dipercayai oleh benak” maksudnya jika kita bisa memikirkan sesuatu dengan gamblang dan benar-benar menginginkannya, kita akan mencapainya. Mungkin ini terdengar mengawan, namun adanya daya kognisi mencuat ilmu pengetahuan yang menyingkap berbagai misteri dan takhayul mengenai pernyataan Hill dalam bukunya itu. Disini saya mengambil sebuah karya klasik seperti novel The Alchemist karya Paulo Coelho, meskipun karangan fiksi, namun novel tersebut menyajikan pesan bahwa kekuatan pikiran yang diyakini dapat mensukseskan keinginan tersebut maka semesta akan turut dalam mewujudkannya.   
"Saat engkau menginginkan sesuatu, seluruh jagat raya bersatu padu untuk membantumu meraihnya"

Kalimat di atas merupakan kutipan dari novel The Alchemist, kutipan itu mengingatkan saya akan "Law of attraction" memungkinan akan terjadi, dan apa yang kerap kita pikirkan, alam semesta akan bersinergi untuk mewujudkannya dalam bentuk hukum Tarik-menarik. Sehingga melalui itu, saya terpicu memikirkan secara Logis dimana dalam novel tersebut mengandung filosofi “hukum tarik-menarik”, yang menyatakan bahwa dalam hidup hendaknya kita memasukkan energi positif ke alam semesta yang kemudian akan membawa hal-hal positif bagi kita serta keberadaan kita sebagai manusia. Dan, tentu saja, sebaliknya: negative akan menarik negative pula.

Namun hal ini sebelumnya telah diteliti dimana saat ini kita mempunyai pemahaman ilmiah terhadap proses pencapaian, penetapan tujuan, dan hukum Tarik menarik (Law of Attraction). Sekarang ilmu pengetahuan dapat membuktikan dan memperlihatkan bagaimana otak dapat mengamini itu.  Sebagai apa yang kita pikirkan seolah olah alam semesta akan mewujudkan itu menjadi suatu kenyataan. Bukti ilmiah akan kondisi ini dinamakan sebagai Sistem Pengaktifan Retikuler (SPR). 

Allan & Barbara Pease dalam bukunya The Answer: - Helps you take the first step towards change and decide what you want menjelaskan awal mula hadirnya SPR ini pada pertengahan abad ke-20, para pakar fisiologi menjelaskan bahwasannya struktur yang terletak jauh di kedalaman otak mengatur akan kesadaran, kesiagaan mental, serta motivasi. Kemudian keberadaan ini diteliti kembali oleh H.W. Magoun dan Giussepe Moruzzi yang memberikan konklusi adapun SPR merupakan sebuah gerbang masuk menuju otak bagi hampir seluruh informasi dan akan menyaring informasi yang masuk. Kemudian mempengaruhi apa yang anda perhatikan, tingkat kesadaran anda, dan memutuskan informasi mana yang tidak akan masuk ke dalam otak. SPR inilah tempat dimana pikiran, perasaan internal dan pengaruh luar saling bertemu. Apapun yang kita lihat, dengar, raba atau icip akan melewati SPR, yang merupakan kunci untuk merangsang otak dan merupakan pusat utama motivasi dari otak.

Ketika kita melihat akan Law Of Attraction ini dalam kacamata ilmiah dapat kita kaitkan pada paragraph sebelumnya. Dimana SPR yang merupakan gerbang pemikiran manusia juga mengendalikan system kepercayaan kita. Maksudnya disini adalah: apapun yang kita pikirkan dan kita percayai, otak akan menstimulus dan memberikan banyak ruang untuk apa yang kita pikirkan dan akan menyaring semua informasi lain disekeliling kita untuk membantu mendapatkan apa yang kerap kita inginkan. Namun pikiran akan bekerja untuk kita ataupun melawan. Sepenuhnya bergantung pada apa yang kita pikirkan. Hukum Tarik menarik tersebut berkerja ketika apa yang kerap kita pikirkan dan yang kita yakini, apa yang difokuskan didalam pikiran perasaan yang kemudian akan ditarik dalam kehidupan kita.

“ Tidak ada hal yang  baik atau buruk, hanya pikiran yang menjadikannya baik atau buruk.” ( William Shakespeare )

Seperti kutipan diatas, bahwa sejatinya tidak ada hal baik dan buruk justu pikiran yang memaknainya dan menjadikan baik atau buruk. Law of Attarction juga demikian, saya ambil contoh Ketika seseorang berpikiran untuk menciptakan lingkungan yang positif dalam kehidupannya, maka semesta akan menarik itu, pikiran akan memprogram untuk mencapai keinginan yang ia pikirkan dan ia yakini sehingga Semesta bervibrasi dan mewujudkan atas hasil apa yang dipikirkannya. Contoh lain dalam hal ketika anda percaya bahwa dunia ini dipenuhi oleh orang yang jahat maka semesta akan menampilkan itu, maka tiap kali anda menyaksikan tv berselancar di internet, membaca koran, anda akan melihat tragedy, kematian dan perang. Karena pikiran telah meproyeksi dan memberikan ruang untuk apa yang telah diyakini. Dalam hal ini SPR tidak peduli apakah kita menyukai atau tidak menyukai seseatu, SPR hanya mencari pola pola di lingkungan yang cocok dengan pikiran atau kepercayaan dominan.

Adapun menurut Allan & Barbara Pease jika kita terus memikirkan apa yang tidak kita sukai, berarti Sistem Pengaktifan Retikuler telah diprogram untuk penyiagaan untuk melihat apa yang tidak kita sukai. Justru kita akan sering melihat apa yang tidak kita inginkan. Maka Law of Attraction ini bukan menarik apa yang kita inginkan melainkan, menarik apa yang kita yakinkan dan itulah yang akan terwujud, oleh sebab itu berhati-hatilah dalam berpikir dan meyakini sesuatu dalam bertindak, dan berbicara.

 


Posting Komentar

0 Komentar