Kompilasi puisi, Antologi perasaan Pardi

Pardi Sukoco

 

 

I

Engkau adalah pisang,
berjantung namun tak berhati

Engkau amfibi,
menempati dua alam dalam waktu yang sama,
alam nyata, dan alam pikiranku juga

Aku rumput yang terpijak
Melambai-lambai dan terpotong
berbunga, dan di matamu tetap semak

Aku balon yang kau terbangkan
melambung tinggi, dan kau melambaikan tangan


II

Kamu bukan antonim,
sebab antonim punya lawan kata,
sedangkan kamu tiada lawannya

Kamu bukan sinonim,
sebab sinonim adalah persamaan kata,
sedangkan kamu tiada duanya

Kamu adalah kata kerja,
sebab hati saya selalu bekerja dan lembur
untuk mendoakan senyumanmu saja


III

Aku merindukanmu seperti lalat kecil di bibir cangkir kopi,
tergelincir, dan tenggelam dalam getir

IV

Aku merelakanmu laksana api
membakar surat-surat cinta, kenangan,
dan termasuk diriku sendiri

Aku merelakanmu laksana api,
membakar sisa-sisa pelukanmu,
melarung abuku sendiri

Aku merelakanmu laksana api,
membakar bekas-bekas sentuhanmu,
memanggang jejak-jejak tubuhmu.

Penuh luka bakar di tubuhku

Dan kini, aku terbaring di klinik telah satu minggu



 


Posting Komentar

0 Komentar