●
I
Saya berkata-kata
tanpa pungkas di akhir kalimat yang nyata.
Sakura berjatuhan di latar peristiwa,
Seperti rinai yang mendesirkan makna,
engkau adalah judul singkat di sampul buku,
lalu saya menulis sajak-sajak pendek,
singkat, dan sepanjang usia
Saya mengatupkan pintu-pintu,
Kau dam di sana tanpa siapapun,
Di dunia ini kau dengan banyak orang,
namun di hati saya ini kau sendirian
Kalimat-kalimat segera usai,
saya tak mampu lagi bicara,
bila kau menuntut penjelasan,
maka kata hati sayalah yang akan kau dengarkan
Saya berkata-kata
tanpa pungkas di akhir kalimat yang nyata
II
Saya menatap bulan dan memuja
saya menatap langit dan mengharap
menatap matamu dan meminta
Engkau datang meminta api,
membakar tubuh-tubuh kita,
mengotori tempat-tempat tidur
III
Saya mencintaimu tanpa manajemen resiko
dengan kemungkinan terfatal,
dengan kapasitas total
Dalam hiruk-pikuk terhening
dalam senyap terheboh,
bersorak dan terbisu sewaktu-waktu
Sesak merajalela,
tersedu dan tergelak,
tercekik atau leluasa.
Atas nama matamu,
jiwa terbuai dan terbui sukarela
Demi tidur yang tak pernah pulas,
Dalam tunggu yang tiada pungkas,
rindu ini nyata, sedikitpun tanpa mengada-ngada
0 Komentar