Tiga Untuk Satu Luka Berbeda; Kumpulan Sajak Pilihan Imam Farx

Imam Farx
 


I

Saya berkata-kata
tanpa pungkas di akhir kalimat yang nyata.
Sakura berjatuhan di latar peristiwa,
Seperti rinai yang mendesirkan makna,
engkau adalah judul singkat di sampul buku,
lalu saya menulis sajak-sajak pendek,
singkat, dan sepanjang usia

Saya mengatupkan pintu-pintu,
Kau dam di sana tanpa siapapun,
Di dunia ini kau dengan banyak orang,
namun di hati saya ini kau sendirian

Kalimat-kalimat segera usai,
saya tak mampu lagi bicara,
bila kau menuntut penjelasan,
maka kata hati sayalah yang akan kau dengarkan

Saya berkata-kata
tanpa pungkas di akhir kalimat yang nyata


II

Saya menatap bulan dan memuja
saya menatap langit dan mengharap
menatap matamu dan meminta

Engkau datang meminta api,
membakar tubuh-tubuh kita,
mengotori tempat-tempat tidur


III

Saya mencintaimu tanpa manajemen resiko
dengan kemungkinan terfatal,
dengan kapasitas total

Dalam hiruk-pikuk terhening
dalam senyap terheboh,
bersorak dan terbisu sewaktu-waktu

Sesak merajalela,
tersedu dan tergelak,
tercekik atau leluasa.
Atas nama matamu,
jiwa terbuai dan terbui sukarela

Demi tidur yang tak pernah pulas,
Dalam tunggu yang tiada pungkas,
rindu ini nyata, sedikitpun tanpa mengada-ngada

Posting Komentar

0 Komentar