Dua butir puisi Alegorisimfoni

 Alegorisimfoni

- 

Leraian gemawan

Pagi yang tidak begitu kusam,
terbenam dalam secangkir kopi hitam
mengarusi surplus simbol kebahagiaan
hari itu begitu menawan,
dengan music klasik yang amat elegan
begitu menjiwai hingga mengawan.

Namun, ada yang sempat membuat aku rindu dan tak ingin kulupakan
Ketika kita berdansa mengikuti melodi romantik mengugah perasaan
Momen keindahan dalam pikiran, tanpa adanya suatu paksaan
Ketika kita telah berpadu hingga gemawan
Hingga membekas dalam memori saat dirimu menetap pada pangkuan

Termaktub jauh

Barangkali pikiranku sangat terenyuh memandangi ia waktu itu
Dengan lama duduk, bersedia membayar waktu
Menyaksikan ia dengan waktu yang seakan beku.

Pernah ada yang mengatakan,
Seseorang mudah terpikat ketika memandang keindahan.
Ya, tidak bisa dipungkiri ia memiliki aura estetika dalam perawakan yang bersahaja.
Memandangi ia telah menjadi suatu kebutuhan jiwa

Mungkin, akan redup
Tanpa melihat ia hari ini.
Dari tempat duduk
Cinta mendorong untuk puisi ini tertulis
Setelah ini aku beranjak menuju persinggahan berikutnya
Saat itu aku mulai merindu
 

Posting Komentar

0 Komentar