imamfarx
●
Sengaja Puisi ini tidak dibuat jelas,
Sebab Puisi yang 'Jelas' Bisa Kau
Baca Kapanpun Saat Melihat Cermin
Berdesak-desak
Menyergap jiwa dengan sontak.
Berderak-derak,
menembus konkaf hati serentak.
Berserak,
Mematikan seluruh gerak.
Senyumanmu itu masalah.
Saya mau itu, bawakanlah.
Jiwa ini gantinya, jajahlah
Pertahanan ini tergagap telak.
Anggaplah kau menang.
Saya tak ingin lagi bergegas.
Bawa kemari dirimu, ambil saya,
jangan menunda, lekaslah
Saya tak ingin lagi bertele-tele dengan puisi bodoh ini.
Intinya, saya mau kamu, Itu saja.
Jadi, cepat buka pintunya.
Saya benci terkatung-katung terlalu lama.
Di luar dingin, sebentar lagi hujan,
saya sengaja tidak membawa payung.
Jangan tanya mengapa,
karena saya memang tidak berniat pergi
Hatimu sebaik-baik tempat mudik.
Tanpanya, saya tunawisma.
0 Komentar