Pentingnya “Gnothi Seauton” dalam menjalani hidup

Penulis: Amorfrieden

| “Gnothi Seauton” adalah frasa kuno dari Yunani yang bermakna "kenali dirimu sendiri". Filosofi Mengenal diri sendiri adalah hal yang sudah seharusnya dimiliki oleh manusia karena manusia dibekali oleh akal. Ketika manusia memiliki akal tentunya menginginkan hidupnya juga masuk akal. Namun, dalam hidup ini cenderung sedikit banyaknya seseorang terjebak dalam kegelapan dan kehampaan yang tak tentu arah. 

Saat ini adalah zaman dimana kecemasan kian mendominasi sebagai hal yang kerap terpikirkan oleh manusia. Maka, ada suatu perasaan akan kegamangan dalam hidupnya. Apalagi Ketika kita melihat realita yang sering diperlihatkan bagaimana zaman kecemasan ini mencuatkan fenomena yang ditandai sebagai krisis akan identitas diri, terlebih pada mempertanyakan akan hal-hal yang bersinggungan dengan identitas dirinya, seperti kepercayaan, nilai hidup, tujuan hidup, pengalaman, serta perasaan. Seiring perasaan tersebut hadir, akan mengarahkan manusia untuk sukar mengenali dirinya sendiri yang bisa berujung pada kondisi depresi. Jika seseorang telah berada pada fase ini, ia akan lebih mudah dikuasai oleh pikiran-pikiran negatif hingga susah mengendalikan dirinya sendiri bahkan lebih buruknya memilih untuk mengakhiri diri sendiri. 

Socrates barangkali menjadi seorang filosof yang mencoba memberikan pemahaman bagaimana seseorang dapat mengenali dirinya sendiri. Socrates pernah mencetuskan kalimat yang menohok yaitu “An unexamined life is not worth living” "Hidup yang tidak diuji tidak layak untuk dijalani", bermuara disana yang menjadi dasar filosofi utama Socrates pada modus akan pengenalan akan diri sendiri dan memahami bahwa kita tidak mengetahui apa-apa, melalui hasil dari pengenalan dari diri sendiri akan menuju pada kebijaksanaan serta kerendahan hati.   

Jika manusia tidak memahami dan mengenali dirinya sendiri, bagaimana mungkin ia bisa mendapatkan kebahagiaan yang bahkan ia sendiri tidak mengenali dan mengetahui siapa dirinya dan apa yang menjadi tujuan hidupnya. Begitupun mengenal orang lain bahwasannya perlu memahami diri terlebih dahulu sebelum mengenal yang lainnya. Anda semua berpikir bahwa anda mengenal diri anda sendiri. Tapi kenyataannya, anda berbeda di depan orang. Anda memakai topeng tergantung pada siapa anda berinteraksi dan berdasarkan bagaimana anda ingin dianggap dalam situasi itu. Mulailah dengan berefleksi dan mempertanyakan hakikat diri sendiri dan bertanya pada diri sendiri siapa anda sebenarnya. Jika anda tidak bisa jujur pada diri sendiri, seseorang tidak bisa jujur pada orang lain. Mulailah menjadi lebih otentik. Ini akan memakan waktu dan ini seperti melatih otot, semakin banyak berlatih semakin baik.  

Hidup anda merupakan refleksi dari pandangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, pikiran, ketakutan, kekhawatiran, dan persepsi. Dan apakah disini anda menyadarinya atau tidak, semua hal ini bersatu untuk membentuk pola pikir anda, siapa anda, dan lintasan hidup anda. Murid socrates, Aristoteles juga mencetuskan kalimat yang mengharuskan seseorang untuk mengenali dirinya sendiri sebab mengawali dengan mengenal diri merupakan gerbang menuju kebijaksanaan.

Para filsuf terdahulu mengajarkan manusia agar menjadi seorang yang otentik terhadap diri, itu akan melahirkan awal kebijaksanaan.Tak hanya socrates, para filsuf tentunya juga meberikan gagasan bahwa mengenal diri sendiri sangat dibutuhkan untuk menajlani kehidupan. Sesungguhnya diri sendiri merupakan hal yang paling dekat dengan anda, sepatutnya anda mulai untuk memahami siapa anda dan apa yang anda sukai dan tidak anda sukai, memahami apa yang menjadi kekurangan hingga kelebihan. Dengan mempertanyakan hal-hal yang mendasar tersebut untuk mencoba berkenal kembali terhadap diri anda sebagai manusia. Ketika anda ingin bersikeras mengubah hidup menjadi lebih bijak, yakni dengan tahu siapa diri anda sebenarnya, “Gnothi Seauton”. Kehidupan yang bahagia dan lebih baik dimulai dari seseorang itu sendiri.

Mengenal orang lain adalah kecerdasan; mengenal diri sendiri adalah kebijaksanaan sejati. Menguasai orang lain adalah kekuatan; menguasai diri sendiri adalah kekuatan sejati. ●Lao Tzu
 

Ketika melihat kondisi sekarang yang banyak dilingkupi perasaan cemas sehingga kehilangan identitas dirinya, seakan frasa “Gnothi Seauton” menjadi relevan bahwasannya orang-orang kehilangan dirinya karena ia tidak mampu untuk mengenal dirinya sebagai manusia. Ketika pikiran anda mengkondisikan sesuatu dan membayangkan hal tersebut maka hal tersebutlah yang akan tergambarkan pada diri anda. Jika anda memberikan afirmasi positif pada diri anda akan mensugesti diri sendiri seperti apa dan itu akan mempengaruhi hidup anda. Begitupun sebaliknya jika ia berpikiran pesimis yang mengakibatkan hilangnya gairah untuk mengenal dirinya akan membuat manusia itu hilang arah. Perlu mengafirmasi diri sendiri sebagai pintu masuk memahami pengetahuan diri lebih dalam yakni tentang memahami kebutuhan, keinginan, tujuan, kelemahan, dan segala hal lain yang membuat Anda tergerak. Ini membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang diri Anda di masa lalu dan saat ini.  

Manusia yang telah mampu untuk meningkatkan kesadaran diri ini seperti perkataan filosof terdahulu merupakan awalan untuk membuka pintu kebijaksanaan. Semakin cepat kita secara sadar memeriksa dan mengakui kekuatan, kelemahan, kebenaran pribadi kita dan yang terpenting apa yang membuat kita hidup, semakin cepat kita dapat mengakhiri perihal yang menghambat pertumbuhan pribadi kita.


Posting Komentar

0 Komentar