Kereta di Sabtu Malam

Bumba

-

Tatapan kita berakhir pada penghujung senja.
Bola matamu, akan menjadi sesuatu yang paling kurindu malam ini. 

Kita sempat berbahagia, memadu kasih dengan percakapan siang hari di sudut kota. 

Lagi-lagi, harus menunggu waktu untuk saling kembali bertemu.

Gerbong enam menemani jam-jam kepergian,
sekumpulan album foto memenuhi ruang ingatan, 

saya senang merekam kejadian menyenangkan denganmu,
biar kepala ini saya paksa untuk memutarnya kapan saja.

Kereta melaju dengan perjalanan penuh rima,
para penumpang menyibukkan diri dengan lamunannya,
sama halnya denganku,
lamunan tentangmu kian menggebu,
mengusik rindu yang sedang pilu.

Saya bergumam pada hari ini,
sebelum esok tiba,
sebelum malam menemui pagi,
biarkan rindu ini sampai tanpa tapi,
berikan jalan bagi rindu bertemu sosoknya,
bila perlu, akan saya antarkan langsung pada gadis yang berhak atas rindu ini.

Kekasih, sempat saya katakan siang tadi,
bahwa malam ini akan ada kegelisahan tanpa ujung,
dan berakhir pada pertemuan selanjutnya,
biarkan saya mengumpat pada hari-hari tanpa engkau,  

saya muak memikul rindu sederas ini,
asal kau tahu, hingga kereta ini sampai pada stasiun terakhir, rindu ini akan tetap melaju tanpa titik perhentian.


Posting Komentar

0 Komentar