Satu-dua-tiga
Orang-orang menyusur pematang jalan
Bercengkrama mentafsir romantik jumat malam.
Sendari tadi, tiada putus asa,
Ku nanti
Kau tak kunjung datang
Hingga 12 menit 24 detik, dengan pipi chubby, kulit putih
Kau tiba.
Di kopisyop, dekat kota
Kau memberikanku rasa
Dari gelap menuju terang,
Dari yang semula faber mundi menjadi imago dei
Dari aku, yang, hampir mati dengan negasi, bak Izrail sedekat nadi,
Kau tiba dengan tindakan CPR imam mahdi
Satu jam 30 menit hanyalah sementara,
Tapi itu surga dunia
Pada rentetan kata,
Berpadu dengan rima,
Dan senyum yang kuimpikan hingga tak kunjung sirna
Kau membawaku ke jurang yang lebih dalam mengenai, “apa itu kehidupan?”
Adalah dia, yang memberiku rasa perihal makna sebuah harkat seorang manusia
Monica Regina (Della), Semarang, 26 November 2021
0 Komentar