Jika Disandingkan Denganmu, Maka Tiada Apapun Yang Indah

Imam Farx
 


Bola api menyala di ufuk senja,
beberapa nyala berpendar lebih dari berbeda.
Pada lanskap jingga, deru angin tak seperti biasanya,
layaknya gaduh yang tersembunyikan hening,
saya memetik nyala di permukaan mega,
rindu memetik nyalak di kedalaman dada.

Tapi tenanglah, saya milikmu,
bilau kau memang menghendakinya

Kenang meluapi kening, kering dan begitu sering.
Intensitas cahaya mencibir momen.
Begitu senja tiba, ia menatap tanda tanya.
Saya laksana berperang tanpa senjata,
kenapa kau begitu mengena?

Tapi tenanglah, saya milikmu
bila kau memang menghendakinya

Senyumanmu membuat senja tak lagi percaya diri.
Diksi-diksi seolah tak mampu,
kalimat-kalimat semuanya tercekat
kau terlalu memuaku, membuat minder seluruh kata.

Ini adalah puisi yang gagal mencapai tahap estetisnya.
Sebagai pujangga, saya tiada melihat kata yang pas.
Meneruskan sajak ini hanyalah mencipta pencemaran,
sebab engkau sungguh memukau,
lebih memukau dari apapun kata
yang bermakna sangat cantik.

Tiada yang indah dari puisi ini,
sebab keindahan itu adalah kau sendiri.



Posting Komentar

0 Komentar