Kemerosotan Pembangunan di masa pandemi Covid-19

Alva R
 

Tahun 2020 merupakan mimpi buruk bagi seluruh negara-negara di dunia, Ketika muncul wabah virus yang berasal dari negeri tirai bambu yakni Tiongkok membawa impak dalam krisis Kesehatan yang merambat pada kemerosotan sektor ekonomi serta pembangunan. Sehingga dalam hal ini, negara-negara di dunia yang mengalami kemerosotan akibat dari dampak yang diberikan oleh pandemi Covid-19 ini menarik gas darurat untuk mundur dengan rencana-rencana strategis yang ditetapkan sebelumnya yang kemudian kebijakan tanggap darurat dengan memobilisasi semua sumber daya untuk mengatasi wabah Covid-19 (Muhyiddin, 2020).  

Pembangunan yang merupakan bentuk proses atau The Idea of Process dalam perencanaan (Social Plan) yang dilakukan oleh negara yang dimana bertujuan untuk menjulang peningkatan kesejahteraan rakyat. Dewasa ini menjadi terhambat oleh kehadiran Virus Covid-19 yang saat ini menjadi status Pandemi yang dinyatakan oleh organisasi Kesehatan dunia (WHO). Pembangunan yang dicanangkan tak hanya pada aspek insfrastruktur namun dalam hal masyarakat mengelami penurunan. Apalagi dalam melirik situasi sekarang bahwa pandemi ini memberikan luka dalam hal pembangunan serta ekonomi untuk negara negara di dunia. Seperti Beberapa negara yaitu AS, Jepang, Korea Selatan, Uni Eropa, Hong Kong, dan Singapura mengalami pertumbuhan ekonomi negatif pada Triwulan I dan II Tahun 2020 (Wuryandani, 2020). Perlambatan ekonomi tentunya akan berdampak pada pembangunan dan juga dampak ini juga akan menjalar kepada negara lainnya sehingga perlu adanya rekonstruksi kebijakan agar hal semacam resesi tidak akan terjadi. 

Dalam laporan yang diterbitkan oleh United Nation Conference on Trade and Development (UNCTAD) mengatakan Covid-19 memberikan dampak yang signifikan sehingga terjadi perlambatan ekonomi negara dimana Lembaga tersebut memperkirakan produk domestic bruto (PDB) menurun sekitar 4,3 persen pada 2020, dengan pemulihan global yang diharapkan sebesar 4,1 persen pada tahun 2021. Negara-negara maju diharapkan demikian lebih terpengaruh pada tahun 2020 dibandingkan negara berkembang, masing-masing sebesar -5,8 persen dan -2,1 persen, dan mengharapkan pemulihan yang lebih lemah pada 2021, pada +3,1 persen dibandingkan dengan +5,7 persen. (UNCTAD, 2020) 

Apalagi Covid-19 juga memukul negara-negara berkembang, pada saat mereka sedang berjuang dengan masalah pandemic ini membuat pembangunan negara mereka menjadi lambat, dimana negara negara yang saat ini memfokuskan untuk negara mereka sendiri dengan menerapkan kebijakan Lockdown. Negara negara berkembang lain yang masih bergantung kepada negara maju membuat kewalahan dalam menghadapi situasi semacam ini sehingga hal ini memicu roda perputaran perekonomian menjadi lambat untuk meningkatkan pembangunan berkelanjutan yang dapat berdampak pada meningkatnya kerentanan kemiskinan. Tentunya negara berkembang pasti ingin melakukan pembangunan di segala bidang dan diharapkan dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi, untuk dapat menjadi negara maju, serta dapat mewujudkan tujuan untuk memakmurkan masyarakat dan meratakan pembagian pendapatan dalam rangka mewujudkan keadilan. (Febryani, 2017)  

Seperti pada negara negara di afrika yang seringkali dilanda cuaca panas yang ekstrem hingga membuat kurangnya akses terhadap air yang penting untuk mengurangi penyebaran virus Covid-19. Seperti negara-negara di kawasan asia tenggara juga yang masih kewalahan dalam menghadapi pandemic ini sendirian, sebab karena pandemic ini negara negara di regional asia tenggara banyak yang terimbas dan berdampak pada pembangunan dalam sector sector krusial seperti ekonomi yang merupakan salah satu untuk menjulang pembangunan manusianya.

Penurunan ekonomi dan indeks pembangunan dalam Regional ASEAN

Dalam hal ini salah satu regional yang cukup terpuruk dalam menghadapi pandemic ini yaitu negara-negara di Kawasan ASEAN, dimana ini menjadi tantangan bagi negara negara asia tenggara untuk Kembali memulihkan kondisi sosial ekonomi politik dalam pembangunannya. Di ASEAN sendiri jumlah kasus Covid-19 juga meningkat dimana tercatat dengan lebih dari 15.532 kasus dikonfirmasi dan lebih dari 529 kematian Banyaknya kasus membuat negara negara pada regional ASEAN berfokus untuk menstabilkan kondisi dalam negeri yang dimana banyak penurunan dalam sector seperti pariwisata, Pendidikan, bisnis, dll. (ASEAN Policy Brief, 2020).  

Serta di Negara ASEAN juga membuat langkah-langkah mitigasi tambahan juga diterapkan dalam berbagai tingkat - jarak sosial; penutupan sementara sekolah, kantor, dan bisnis yang tidak penting; kuncian; dan karantina telah diberlakukan. Dampak ekonomi juga meningkat seperti penghentian produksi, terganggunya operasi bisnis, dan pembatasan pergerakan orang yang meluas mengakibatkan kerugian bagi bisnis dan hilangnya mata pencaharian dan pendapatan bagi pekerja. Hal itu dapat menurunkan GDP ASEAN Seperti pada table dibawah ini merupakan perkiraan pertumbuhan GDP selama pandemic.

 
 ASEAN Policy Brief, April 2020

Upaya ASEAN dalam merespon penurunan pembangunan di masa Pandemi

Pada tanggal 14 April 2020 ASEAN menggelar konferensi tingkat tinggi (KTT) via daring yang membahas terkait masalah COVID-19 yang berjudul Declaration of the Special ASEAN Summit on Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Dalam KTT tersebut para petinggi delegasi dari berbagai negara bertukar pikiran dalam menghadapi situasi yang membuat negara negara melarat yang membawa dampak negatifnya terhadap kesejahteraan masyarakat dan perkembangan sosial ekonomi global (ASEAN, 2020).  

Melalui KTT ini ASEAN memperkuat rasa kolektif kepada negara negara sekitar bahwa negara tentunya tidak mampu untuk keluar dari situasi ini dengan independent dan membutuhkan upaya kerja sama antar negara kawasan regional. Sehingga ASEAN tak hanya memfokuskan pada komitmennya dalam masalah Kesehatan namun juga dalam aspek ekonomi. Seperti tetap menjaga pasar ASEAN agar tetap terbuka dalam hal perdagangan dan investasi, meningkatkan Kerjasama antar negara anggota ASEAN serta dengan mitra eksternal dengan bertujuan untuk memastikan keamanan pangan, seperti pemanfaatan ASEAN Plus Three Emergency Rice Reserve (APTERR), dan memperkuat ketahanan dan keberlanjutan rantai pasokan daerah terutama dalam hal pangan, komoditas, obat-obatan, medis dan persediaan esensial. Serta menerapkan Langkah untuk meningkatkan kepercayaan serta peningkatan stabilitas ekonomi kawasan, termasuk melalui stimulus kebijakan membantu masyarakat dan dunia usaha yang terkena dampak COVID-19, terutama usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan kelompok rentan (ASEAN, 2020).

Dimana kita ketahui bahwa pandemic ini juga membuat negara negara dikawasan ASEAN menerapkan kebijakan lockdown walaupun demikian tidak menutup untuk negara negara ASEAN saling menutupi diri dari negara negara lain. Hal ini justru membuat ASEAN semakin proaktif dalam bekerja sama untuk mengentaskan masalah yang dihadirkan oleh pandemic Covid-19. Terlihat dari komitmen ASEAN yang sangat mewaspadai akan dampak berkelanjutan yang diakibatkan dari virus ini yang membuat terobosan Langkah untuk menekan penyebaran pandemi, melindungi kehidupan dan mata pencaharian masyarakat, menjaga stabilitas sosial-ekonomi sambil mempertahankan Komunitas ASEAN membangun momentum untuk pembangunan berkelanjutan.

Kesimpulan

Melihat situasi sekarang pandemic Covid-19 membawa dampak yang besar untuk negara negara didunia, banyak negara yang mengalami resesi dan mengakibatkan pembangunan negara menjadi terhambat karena fokus untuk membangun menjadi diubah kepada prioritas keselamatan warga negaranya. Dalam menyikapi ini memang patut untuk masyarakat lebih mampu untuk mencapai need of achievement yang dimana dimasa pandemic seperti ini populasi manusia yang sedang dirumah saja dapat meningkatkan pengetahuan dan daya tajam pemikirannya dengan belajar dirumah yang kemudian akan dapat membantu untuk membangun negara. Namun karena kondisi semacam ini juga tak luput membuat masyarakat menjadi malas sehingga ini juga menjadi bentuk penurunan kualitas sumber daya manusia, karena tertekan oleh kondisi.

Melihat kondisi regional ASEAN yang mengalami banyak penurunan membuat negara negara mencari strategi agar dampak ini dapat diminimalisir dan dapat memulihkan Kembali pembangunan sosial serta ekonomi pada negara negara yang terdampak. Walaupun kondisi pandemic menciptakan impak yang sangat berpengaruh dalam pembangunan, negara negara harus bijak untuk memantapkan arah pembangunannya melalui peningkatan pembangunan berkelanjutan.

 

REFERENSI

ASEAN (2020) Declaration of the Special ASEAN Summit on Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Available at: https://asean.org/declaration-special-asean-summitcoronavirus-disease-2019-covid-19/ (Accessed: 5 January 2021).

Abidah, A. et al. (2020) ‘The Impact of Covid-19 to Indonesian Education and Its Relation to the Philosophy of “Merdeka Belajar”’, Studies in Philosophy of Science and Education, 1(1), pp. 38–49. doi: 10.46627/sipose.v1i1.9.

ASEAN Policy Brief (2020) ‘Economic Impact of Covid-19 Outbreak on ASEAN’, Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), (April), pp. 1–17. Available at: https://asean.org/storage/2020/04/ASEAN-Policy-Brief-April-2020_FINAL.pdf.

Fauzi, M. A. and Paiman, N. (2020) ‘COVID-19 pandemic in Southeast Asia: intervention and mitigation efforts’, Asian Education and Development Studies. doi: 10.1108/AEDS-042020-0064.

Febryani, T. (2017) ‘Determinan Pertumbuhan Ekonomi di 4 Negara ASEAN’, Jurnal Ilmu Ekonomi Terapan, 10(12). doi: 10.20473/jiet.v2i1.5501.

Muhyiddin (2020) ‘Covid-19, New Normal, dan Perencanaan Pembangunan di Indonesia’, Jurnal Perencanaan Pembangunan: The Indonesian Journal of Development Planning, 4(2), pp. 240–252. doi: 10.36574/jpp.v4i2.118.

UNCTAD (2020) Impact of the COVID-19 Pandemic on Trade and Development. Available at: https://unctad.org/system/files/official-document/osg2020d1_en.pdf.

Wuryandani, D. (2020) ‘Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2020 dan Solusinya’, Info Singkat Bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI, 12(15), pp. 19–24.

 

     

     

 

 
 
 
 

Posting Komentar

0 Komentar